Batik Daerah Depok
BATIK
DEPOK
Kota Depok meluncurkan motif batik baru
pada tahun 2013 sebagai dukungan atas program diversifikasi pangan “One Day No Rice”, disebut motif ODNR. Melalui DEKRANASDA (Dewan Kerajinan Nasional Daerah), Kota Depok mengadakan "Lomba Desain Batik Khas Depok", diikuti oleh 223 peserta menghasilkan 345 ragam motif batik, tersaring 10 motif batik dari 10 orang calon pemenang lomba, dan terpilih 3 motif batik. 10 motif batik yang tersaring tersebut sudah memiliki hak paten pada tanggal 24 Januari 2018. Motif batik yang paling dominan dari semua
motif batik yang dimiliki Kota Depok adalah belilmbing dan ikan hias. Usut
punya usut, ternyata belimbing dan ikan hias merupakan ikon Kota Depok.
Makna Denotasi dan Konotasi Motif Batik
Depok
Makna denotatif yang terkandung dalam motif
– motif batik tersebut :
1.
Dari segi warna dasar batik :
Warna kuning keemasan,
merah marun, oranye, biru, biru tua, dank rem, dimana semua warna dasar
tersebut melambangkan suatu kewibawaan, keteduhan, ketenangan dan keberanian.
2.
Dari segi motif dan simbol :
a.
Paricara Dharma, semboyan Koa
Depok yang menyiratkan banyak makna yang harus menjadi amanah semua komponen
masyarakat depok, yang mengutamakan pengabdian yang baik, benar, dan adil.
b.
Simbol sayap, berarti
mengayomi, mengangkat tinggi harkat, martabat, dan derajat masyarakat Depok
pada umumnya.
c.
Simbol buah belimbing dan ikan
manfish melambangkan keunggulan Kota Depok.
d.
Simbol mega mendung, memberi
arti tingginya cita – cita dan semangat yang sejuk.
e.
Jembatan panus, Margonda,
Gedung Tua, Gong Sibolong, serta Topeng Cisalak menunjukkan bahwa masyarakat
Depok tak akan pernah meninggalkan dan akan selalu menghormati sejarah dan
budaya para pendahulunya.
Motif Batik Depok |
Secara umum,
simbol paricara dharma, sayap, belimbing, ikan hias, mega mendung, jembatan
panus, margonda, gedung tua, gong sibolong maupun topeng cisalak adalah bentuk
– bentuk yang dimitoskan ke dalam motif batik. Mitos bukan sekedar ‘obrolan’
belaka, perlu kondisi – kondisi tertentu yang menjadikannya sebagai mitos.
Mitos adalah suatu system komuniikasi dengan kata lain mengandung pesan.
Sehingga, pesan pada konteks historisnya maupun penggunaannya
Motif Belimbing
Motif belimbing
mewakili image Kota Depok sejak masa pemerintahan Belanda. Secara konotatif,
menelusuri makna motif belimbing sama dengan menelusuri belimbing sebagai ikon
Kota Depok. Sesungguhnya penggunaan belimbing sebagai ikom tidak lain adalah
penggunaan yang sifatnya praktis. Image Depok adalah belimbing, dengan serta –
merta belimbing dijasikan ikon berdasarkan juga pada inventarisasi keunggulan
apa yang dapat ditonjolkan dari Kota Depok, walaupun kenyataannya masih banyak
warga depok yang tidak tahu kenapa belimbing dijadikan ikon padahal Depok tidak
punya perkebunan belimbing.
Motif Manfish
Sesungguhnya,,
motif manfish tidak menjadi persoalan apabila warga Depok tidak tahu soal ikan
hias apa yang menjadi ungguln Kota Depok. Hal ini terlihat dari populernya moif
batik ini di Balai Kota dan sekitarnya, terutama karena Bapak Nur Mahmudi
Ismail seirng sekali menggunaka batik motif manfish di berbagai kesempatan,
sehingga pada pmerintahan sebelumnya motif ini dikenal dengan istilah “ batik
pak wali”. Makna konotatif yang tersebar di warga, motif tersebut adalah motif
“batik pak wali”, bahkan bukan ikan.
Motif ODNR
Motif One Day No Rice memang sengaja
diluncurkan dalam rangka menunjang salah satu bentuk kebijakan pemerintahan
sebelumnya. Kota Depok dimitoskan sebagai kota yang warganya tidak makan nasi
dalam satu hari. Di motif ini, kita bisa melihat bahwa motif batik tidak hanya
bermuatan seni ataupun estektik, melainkan bermuatan ideologi.
Secara
konotatif, motif batik depok bukan hanya sekedar representasi motif batik dari
Kota Depok, melainkan bisa menjadi media untuk ajang pencitraan bagi pemerintah
Kota Depok.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar